
Sebagai bagian dari persiapan Rusia menjadi tuan rumah FIFA World Cup 2018, Stadion Ekaterinburg menghadapi masalah utama: kapasitas tempat duduk. Stadion bersejarah yang terletak di kota Ekaterinburg ini awalnya hanya mampu menampung sekitar 23.000 penonton, sementara FIFA mensyaratkan minimal 35.000 kursi untuk dapat menggelar pertandingan Piala Dunia. Menanggapi hal ini, penyelenggara lokal dihadapkan pada dilema antara menjaga keaslian bangunan warisan atau merenovasi besar-besaran.

Alih-alih membongkar atau membangun ulang stadion yang telah berdiri sejak era Uni Soviet, keputusan radikal diambil: menambahkan 12.000 kursi tambahan dalam bentuk tribun sementara di luar struktur utama stadion. Tribun ini dibangun setinggi 45 meter, menjulang dan menjorok dari bagian luar stadion, membuat penonton seolah duduk di luar bangunan, namun tetap memiliki visibilitas penuh ke lapangan.

Solusi desain ini langsung menjadi sorotan internasional. Media menyebutnya sebagai “eksperimen arsitektur paling nekat” dalam sejarah stadion sepak bola modern. Penambahan tribun ini tampak seperti struktur eksternal yang berdiri sendiri, terhubung dengan jembatan akses ke dalam stadion, menciptakan tampilan visual yang dramatis dan tidak biasa. Meski terlihat ekstrem, struktur ini dirancang aman dan memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan FIFA.

Berkat penambahan tribun ini, Ekaterinburg Arena berhasil menyelenggarakan empat pertandingan babak penyisihan grup Piala Dunia 2018, termasuk pertandingan antara Mesir vs Uruguay dan Jepang vs Senegal. Para penonton yang duduk di tribun sementara tetap dapat menikmati pengalaman pertandingan layaknya di dalam stadion, dengan pandangan tak terhalang ke lapangan.

Setelah gelaran Piala Dunia berakhir, tribun tambahan ini dibongkar sesuai rencana. Kursi-kursi dari struktur sementara tersebut tidak dibiarkan mubazir, melainkan didistribusikan ulang ke berbagai stadion kecil di wilayah Sverdlovsk, termasuk kota-kota seperti Verkhnyaya Pyshma, Polevskoy, dan Kamensk-Uralsky. Langkah ini menjadi contoh efisiensi sumber daya pasca-event internasional berskala besar.

Stadion Ekaterinburg menjadi simbol bagaimana desain arsitektur dapat menjawab kebutuhan fungsional sementara tanpa merusak warisan historis. Pendekatan adaptif ini menunjukkan bahwa dengan pemikiran kreatif, solusi arsitektural ekstrem pun dapat dicapai secara aman, fungsional, dan berkelanjutan. Kini, stadion ini tetap menjadi bagian penting dari identitas olahraga kota, serta contoh studi kasus penting dalam dunia arsitektur stadion modern.