
Pada tahun 2020, Alien Design Consultant memperkenalkan sebuah proposal visioner untuk pembangunan Bandara Internasional Baru Bali Utara, sebuah proyek berskala besar yang tidak hanya mengandalkan fungsi sebagai infrastruktur penerbangan, tetapi juga mencerminkan integrasi arsitektur berkelanjutan dan budaya lokal. Dengan nilai investasi mencapai Rp50 triliun, proyek ini sepenuhnya didanai oleh investor asing asal Tiongkok tanpa menggunakan anggaran negara (APBN), menjadikannya salah satu proyek infrastruktur swasta terbesar dalam sejarah Indonesia.

Bandara ini akan menjadi pusat dari pengembangan aerotropolis dan aerocity yang terintegrasi, lengkap dengan akses langsung ke jaringan jalan tol utama di Pulau Bali. Proyek ini ditargetkan mulai dibangun pada tahun 2025, dan secara keseluruhan diharapkan mampu menciptakan lebih dari 200.000 lapangan kerja, memberikan dampak besar terhadap pemerataan ekonomi antara kawasan Bali Selatan dan Bali Utara yang selama ini memiliki kesenjangan signifikan dalam pembangunan pariwisata dan infrastruktur.

Desain arsitektur bandara digarap oleh firma ternama Alien DC (@alien.dc) yang berkolaborasi dengan Kastawan Architect and Partners (@kastawanarchitects), menghadirkan pendekatan desain yang futuristik sekaligus kontekstual. Terminal utama akan dibangun dengan prinsip keberlanjutan, memanfaatkan energi surya, sistem ventilasi alami, dan area hijau terbuka yang mengacu pada filosofi tata ruang tradisional Bali seperti konsep “tri mandala” dan “desa kala patra”.

Estetika desain menggabungkan elemen modern dan arsitektur tropis khas Bali, menjadikan terminal sebagai ruang publik yang menyatu dengan alam dan terbuka secara visual. Struktur atapnya dirancang menyerupai gelombang laut atau gunungan wayang, merefleksikan simbolisme lokal sekaligus memberikan perlindungan dari panas tropis dan hujan dengan efisiensi energi yang tinggi.

Dalam konteks regional dan global, Bandara Internasional Baru Bali Utara akan dirancang untuk melayani hingga 50 juta penumpang per tahun, mengakomodasi pertumbuhan pesat wisatawan domestik dan internasional ke Bali. Kehadiran bandara ini juga diharapkan mengurangi tekanan operasional dari Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali Selatan yang kini telah mendekati kapasitas maksimum.

Proyek ini tidak hanya akan mengubah wajah Bali Utara secara fisik, tetapi juga menjadi contoh model pengembangan infrastruktur yang berbasis budaya, ramah lingkungan, dan independen secara finansial. Dengan menggabungkan warisan lokal dan inovasi global, Bandara Internasional Baru Bali Utara menjadi simbol baru masa depan Bali yang lebih inklusif, hijau, dan terhubung.