
Expo 2030 akan menjadi salah satu perhelatan terbesar dunia yang diselenggarakan di Riyadh, Arab Saudi, dengan lokasi strategis di antara Bandara Internasional Raja Salman dan pusat kota. Dengan luas area mencapai 6 kilometer persegi, kawasan ini diproyeksikan mampu menampung hingga 40 juta pengunjung selama enam bulan, yaitu dari Oktober 2030 hingga Maret 2031. Skala proyek ini menunjukkan ambisi besar Arab Saudi dalam memperkuat posisinya di panggung global.

Perencanaan kawasan ini dipercayakan kepada LAVA (@lava.futures), firma arsitektur yang dikenal dengan pendekatan futuristik dan berkelanjutan. Alih-alih menerapkan pola grid kota Barat yang kaku, LAVA menghadirkan desain yang lebih cair dan adaptif. Konsep utamanya menekankan integrasi antara arsitektur dan lanskap, sehingga kawasan Expo tidak hanya menjadi tempat pameran, tetapi juga ruang hidup yang menyatu dengan lingkungan alam.

Salah satu elemen kunci dalam desain adalah inspirasi dari aliran alami Wadi Al Sulai, lembah kering yang menjadi bagian penting dari lanskap Riyadh. Jalur wadi ini diterjemahkan menjadi koridor hijau dan jalan sejuk yang menghubungkan berbagai zona pameran. Pendekatan ini tidak hanya estetis, tetapi juga menciptakan sirkulasi pejalan kaki yang nyaman sekaligus mengurangi efek panas ekstrem di kawasan gurun.

Kawasan Expo akan terdiri dari lima zona utama berbentuk kelopak bunga yang menyebar dari plaza pusat. Setiap zona dirancang untuk menampung tema dan pameran berbeda, namun tetap terkoneksi melalui jalur pedestrian yang teduh. Bentuk kelopak bunga ini menjadi simbol pertumbuhan, keterhubungan, sekaligus representasi dari visi masa depan Arab Saudi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan kapasitas 40 juta pengunjung, infrastruktur kawasan ini dipersiapkan secara masif, termasuk transportasi ramah lingkungan, ruang publik, serta teknologi pendingin pasif yang hemat energi. Fokus utama LAVA adalah arsitektur berkelanjutan, dengan penggunaan material lokal, integrasi energi terbarukan, dan desain yang dapat beradaptasi setelah acara selesai.

Lebih dari sekadar perhelatan sementara, kawasan ini telah diproyeksikan untuk bertransformasi menjadi distrik baru permanen di Riyadh setelah Expo berakhir. Artinya, bangunan dan infrastruktur yang ada akan tetap digunakan, baik sebagai pusat bisnis, ruang publik, maupun fasilitas budaya. Dengan visi ini, Expo 2030 bukan hanya pesta global enam bulan, tetapi juga investasi jangka panjang dalam pembangunan kota yang modern, berkelanjutan, dan mendukung kehidupan urban masa depan.