
Kota Kinabalu, Malaysia, akan segera memiliki wajah baru melalui proyek Jesselton Docklands, sebuah rencana induk (masterplan) berskala besar yang dirancang oleh firma arsitektur internasional Snøhetta. Proyek ini tidak hanya menghadirkan fasilitas transportasi modern berupa terminal feri dan kapal pesiar, tetapi juga menghubungkannya secara langsung dengan Bandara Internasional Kota Kinabalu, menjadikan kawasan pelabuhan sebagai pintu gerbang utama kota sekaligus destinasi baru bagi wisatawan.

Jesselton Docklands didesain sebagai ruang publik baru yang terbuka bagi masyarakat, menghadirkan jalur pejalan kaki, area rekreasi, serta ruang interaksi sosial yang menyatu dengan pesisir. Dengan konsep urban waterfront, proyek ini mengubah kawasan pelabuhan yang sebelumnya berorientasi logistik menjadi kawasan multifungsi yang lebih ramah penduduk dan pengunjung.

Inspirasi desain berasal dari desa nelayan tradisional di Sabah, dengan penerapan pola jalan yang organik, sistem kanal air, dan penggunaan material lokal pada fasad bangunan. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan arsitektur yang adaptif terhadap iklim tropis, tahan terhadap cuaca ekstrem dan angin kencang, sekaligus menjaga keaslian identitas budaya setempat.

Salah satu inovasi utama dalam proyek ini adalah kehadiran ecological patches atau kantong ekologi, yaitu ruang hijau yang dirancang untuk mengembalikan flora asli lahan basah. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan keanekaragaman hayati, menghadirkan keseimbangan ekologi, serta memperkuat ketahanan lingkungan kawasan pesisir Kota Kinabalu.

Dengan luas pengembangan yang mencakup kawasan pelabuhan utama, Jesselton Docklands diproyeksikan sebagai ikon baru Kota Kinabalu yang memadukan budaya lokal, identitas sejarah, dan prinsip keberlanjutan. Kawasan ini tidak hanya akan berfungsi sebagai pusat transportasi laut, tetapi juga sebagai pusat ekonomi baru yang mendukung pariwisata dan aktivitas masyarakat setempat.

Proyek Jesselton Docklands menegaskan peran arsitektur dalam menghubungkan kembali kota dengan lautnya. Dengan menghadirkan ruang publik yang inklusif, desain tropis yang kontekstual, serta strategi ekologi yang berkelanjutan, Snøhetta berhasil merancang sebuah masterplan yang berpotensi menjadikan Kota Kinabalu sebagai salah satu destinasi urban waterfront paling ikonik di Asia Tenggara.