
Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, kini tercatat sebagai bangunan termahal di dunia berkat proyek renovasi besar-besaran yang menelan biaya mencapai US$100 miliar atau sekitar Rp1.638 triliun. Renovasi ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas, aksesibilitas, dan kenyamanan bagi jutaan jemaah dari seluruh dunia yang datang setiap tahunnya, khususnya selama musim haji dan umrah. Proyek ini mencerminkan komitmen Kerajaan Arab Saudi dalam mengembangkan infrastruktur ibadah berskala global.

Luas keseluruhan Masjidil Haram setelah renovasi mencapai 357.000 meter persegi, menjadikannya kompleks ibadah terbesar di dunia. Dengan kapasitas yang ditingkatkan, masjid ini kini mampu menampung lebih dari 2,5 juta jemaah secara bersamaan. Skala pembangunan ini menunjukkan betapa pentingnya Masjidil Haram sebagai pusat spiritual umat Islam, sekaligus tantangan luar biasa dalam bidang arsitektur, rekayasa struktur, dan manajemen kerumunan.

Material dan desain yang digunakan dalam renovasi Masjidil Haram mengusung kemewahan serta keagungan. Bangunan ini dilengkapi dengan marmer premium yang tahan terhadap panas ekstrem, kaca artistik yang menambah estetika, dan kubah-kubah besar yang menghiasi bagian atapnya. Elemen-elemen tersebut tidak hanya memperindah masjid, tetapi juga menegaskan statusnya sebagai simbol kemegahan Islam dalam bentuk fisik.

Masjidil Haram juga memiliki fasilitas modern yang mendukung kenyamanan dan keselamatan jemaah. Salah satu fitur utama adalah sistem pendingin terbesar di dunia, yang beroperasi untuk menjaga suhu dalam ruangan tetap nyaman meski suhu luar mencapai lebih dari 40°C. Selain itu, terdapat ratusan eskalator, akses khusus bagi penyandang disabilitas, serta sistem pengelolaan kerumunan canggih yang memanfaatkan teknologi terbaru.

Ekspansi besar yang dilakukan meliputi penambahan gerbang utama, pembangunan jembatan penghubung antar area masjid, dan pemasangan kanopi raksasa di area pelataran untuk melindungi jemaah dari panas matahari. Proyek ini juga mencakup pengembangan infrastruktur pendukung seperti jalur pejalan kaki, ruang tunggu, dan zona transit yang terintegrasi dengan transportasi kota Makkah.

Dengan seluruh peningkatan ini, Masjidil Haram tidak hanya menjadi pusat ibadah terbesar, tetapi juga pencapaian arsitektural dan rekayasa yang luar biasa. Kemegahan dan kecanggihan bangunan ini memperkuat peran Makkah sebagai pusat spiritual dunia Islam. Renovasi ini merupakan wujud nyata dari sinergi antara nilai religius, inovasi teknologi, dan keindahan arsitektur yang harmonis.