
Tadao Ando Dikenal karena pendekatan minimalis dan penggunaan beton yang dramatis, Tadao Ando telah memenangkan Pritzker Prize pada tahun 1995. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Water Temple di Pulau Naoshima, yang menciptakan pengalaman meditatif melalui penggunaan air dan cahaya. Ando menggabungkan elemen alam dalam arsitekturnya, menciptakan ruang kontemplatif yang harmonis.

Toyo Ito Terkenal karena karya-karyanya yang menggabungkan teknologi dengan alam. Salah satu proyek terkenalnya adalah Sendai Mediatheque, yang menggunakan kolom tubular untuk menciptakan interior yang fleksibel dan transparan. Arsitektur Ito memberikan pengalaman sensori dengan fokus pada hubungan antara ruang interior dan eksterior.

Riken Yamamoto Arsitek yang menekankan pada ruang publik dan komunitas, Yamamoto menciptakan desain yang mendorong interaksi sambil mempertahankan privasi individu. Salah satu karya ikoniknya adalah Tianjin Library di China, perpustakaan monumental yang menggabungkan rak buku ke dalam arsitektur, menciptakan hubungan yang unik antara fungsi dan desain.

Shigeru Ban Dikenal dengan arsitektur untuk bantuan bencana, Shigeru Ban memenangkan Pritzker Prize pada tahun 2014. Dia menciptakan struktur yang terjangkau dan berkelanjutan, seperti Cardboard Cathedral di Christchurch, Selandia Baru, yang terbuat dari tabung karton dan kayu setelah gempa bumi menghancurkan katedral gotik di kota tersebut.

Kazuyo Sejima Bersama Ryue Nishizawa, Kazuyo Sejima mendirikan SANAA dan menghasilkan karya-karya ikonik seperti 21st Century Museum of Contemporary Art di Kanazawa, Jepang. Karya ini mengaburkan batas antara ruang publik dan privat, dengan fokus pada interaksi antara cahaya, ruang, dan lingkungan sekitar.

Kengo Kuma Arsitek terkenal yang memadukan desain modern dengan material alami. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Asakusa Culture and Tourism Center di Tokyo, yang menggunakan kayu sebagai elemen utama dalam desainnya, menciptakan koneksi yang kuat antara arsitektur dan budaya lokal.