
Desa Muara Enggelam terletak di Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Yang menjadikannya unik adalah lokasinya yang berada di tengah Danau Melintang, salah satu danau terbesar di Kalimantan. Desa ini tidak memiliki daratan sama sekali—semua bangunan berdiri di atas air. Dengan populasi sekitar 747 jiwa, warga membangun rumah mereka di atas tiang kayu atau rakit apung, menciptakan lanskap pemukiman yang menyatu dengan permukaan air dan langit.

Karena tidak ada jalan darat, seluruh aktivitas warga dilakukan menggunakan perahu, khususnya perahu ketinting jenis perahu kecil bermesin yang menjadi moda transportasi utama. Anak-anak pergi ke sekolah, warga berbelanja, dan nelayan berangkat melaut semuanya dengan perahu. Ketinting tidak hanya menjadi simbol mobilitas, tetapi juga bagian dari identitas budaya dan arsitektur sosial desa ini.

Sebagian besar penduduk Muara Enggelam bekerja sebagai nelayan tradisional, menangkap ikan air tawar seperti patin, baung, dan toman di Danau Melintang. Selain itu, beberapa warga juga berkebun di ladang apung atau rakit yang ditanami sayuran dan tanaman lokal. Sumber pendapatan tambahan datang dari kerajinan tangan, seperti anyaman dan perahu kayu, yang dibuat dengan kearifan lokal dan dijual ke luar desa.

Bangunan di desa ini dirancang secara adaptif terhadap kondisi geografisnya. Rumah-rumah dibangun dengan material ringan seperti kayu ulin dan bambu, yang tahan terhadap kelembapan dan mudah diperbaiki. Konstruksi rumah panggung memungkinkan air lewat di bawahnya, mengurangi risiko kerusakan akibat pasang dan gelombang danau. Ini menjadi contoh bagaimana arsitektur tradisional dapat menjawab tantangan alam secara berkelanjutan.

Muara Enggelam menjadi bukti nyata bagaimana manusia bisa hidup berdampingan dengan alam tanpa merusaknya. Warga menjaga danau sebagai sumber penghidupan, tidak membuang limbah sembarangan, serta melestarikan hutan rawa dan vegetasi di sekitar danau. Hubungan ini menciptakan simbiosis ekologis, di mana keberlanjutan lingkungan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.