New Administrative Capital Proyek Ambisius Mesir Untuk Pindahkan Ibukota dari Kairo ke Gurun

Mesir tengah membangun ibu kota baru bernama New Administrative Capital (NAC) yang terletak sekitar 45 kilometer sebelah timur Kairo, di tengah bentang gurun pasir. Proyek ini diluncurkan sejak tahun 2016, dengan total luas wilayah mencapai hampir 700 km², menjadikannya salah satu pengembangan perkotaan terbesar di dunia. Kota ini dirancang sebagai pusat pemerintahan baru, diplomasi internasional, pusat ekonomi, dan kawasan hunian modern.

Salah satu alasan utama pembangunan NAC adalah untuk mengatasi kepadatan penduduk ekstrem di Kairo, yang saat ini dihuni oleh lebih dari 22 juta jiwa. Pemerintah Mesir ingin menciptakan kota yang lebih terstruktur dan tidak terlalu padat, dengan tata ruang yang lebih efisien dan modern. Selain itu, letaknya yang relatif jauh dari pusat lama dinilai memberikan keuntungan strategis secara politik dan militer.

NAC dirancang sebagai kota masa depan dengan berbagai fasilitas ikonik. Salah satunya adalah Iconic Tower, yang diklaim sebagai gedung tertinggi di benua Afrika dengan ketinggian mencapai 385 meter. Tak hanya itu, kota ini juga akan memiliki taman hijau sepanjang 35 kilometer yang dinamai Green River, mengalir di tengah kota layaknya sungai buatan, dan menjadi koridor hijau yang menyeimbangkan kehidupan urban dengan ekosistem alami.

Dalam hal infrastruktur transportasi, NAC akan dilengkapi sistem Light Rail Transit (LRT), monorel, dan jalan tol pintar untuk menunjang konektivitas antar zona. Ini sejalan dengan ambisi pemerintah Mesir untuk menciptakan kota yang ramah lingkungan, efisien secara energi, dan didukung oleh teknologi perkotaan canggih seperti pusat data nasional, smart grid, dan pengawasan berbasis AI.

Di samping potensinya, proyek ini juga menuai kritik dan kontroversi. Banyak pihak mempertanyakan alokasi anggaran yang sangat besar, di tengah tantangan ekonomi domestik yang dihadapi Mesir. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa NAC akan menjadi kota eksklusif untuk kalangan elit, dan kurang dapat diakses oleh masyarakat kelas menengah atau bawah. Biaya pembangunan tahap awal diperkirakan mencapai lebih dari US$58 miliar.

Meski demikian, NAC tetap menjadi simbol dari ambisi besar Mesir untuk melakukan transformasi nasional melalui perencanaan kota modern. Dengan skala dan visi yang ditawarkan, NAC bisa menjadi salah satu model pengembangan ibu kota baru di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Bagaimana implementasinya akan berdampak terhadap masyarakat secara luas masih menjadi pertanyaan besar, namun dari sisi arsitektural dan perencanaan, kota ini adalah eksperimen besar yang patut diamati dunia.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Content is protected!