Terowongan Silaturahmi Menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral

Pembangunan dan Peresmian Terowongan Silaturahmi, yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta, diresmikan pada 12 Desember 2024 oleh Presiden Prabowo Subianto. Terowongan ini dibangun untuk memfasilitasi interaksi lintas agama dan memperkuat simbol toleransi di Indonesia.

Spesifikasi Teknis Terowongan ini memiliki panjang 28,3 meter, lebar 4,1 meter, dan tinggi 3 meter. Desain interiornya terinspirasi dari simbol jabat tangan, mencerminkan semangat persaudaraan antarumat beragama.

Tujuan dan Manfaat Selain sebagai simbol toleransi, terowongan ini memudahkan akses antara kedua tempat ibadah, terutama saat perayaan keagamaan besar. Hal ini memungkinkan penggunaan bersama fasilitas parkir dan mendukung kegiatan dialog antarumat beragama.

Anggaran dan Waktu Pembangunan Terowongan ini memakan waktu sekitar satu tahun dan menelan biaya sebesar Rp37,3 miliar. Proyek ini merupakan bagian dari renovasi Masjid Istiqlal yang lebih luas, dengan tujuan meningkatkan fasilitas dan memperkuat simbol toleransi beragama di Indonesia.

Desain dan Material Eksterior terowongan menggunakan material transparan, sehingga tidak menghalangi pemandangan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang merupakan cagar budaya. Desain ini memastikan bahwa keindahan arsitektur kedua bangunan tetap terlihat, sambil menyediakan konektivitas yang fungsional.

Kontroversi dan Tanggapan Publik Meskipun terowongan ini dimaksudkan sebagai simbol toleransi, beberapa pihak mengkritik proyek ini sebagai pemborosan anggaran dan meragukan efektivitasnya dalam meningkatkan kerukunan antarumat beragama. Namun, banyak juga yang memandangnya sebagai langkah positif dalam mempromosikan dialog dan saling pengertian di Indonesia.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Content is protected!