The Hive, Paviliun yang Terinspirasi Dari Sarang Lebah Karya Wolfgang Buttress

The Hive merupakan paviliun Inggris yang pertama kali diperkenalkan dalam ajang Expo 2015 di Milan, dirancang oleh seniman dan arsitek asal Inggris, Wolfgang Buttress (@wolfgangbuttress). Instalasi ini menjadi sorotan dunia karena berhasil menggabungkan arsitektur futuristik dengan sistem ekologi alami, khususnya kehidupan lebah madu yang vital bagi keberlangsungan lingkungan global.

Struktur utama The Hive dibangun dari lebih dari 169.000 komponen aluminium yang unik, dirakit membentuk kisi-kisi menyerupai sarang lebah raksasa setinggi 17 meter dan berat sekitar 40 ton. Paviliun ini dilengkapi dengan lantai kaca transparan yang memberikan pengalaman 360 derajat bagi pengunjung, memungkinkan mereka menyaksikan struktur internal dari berbagai sudut secara langsung.

Keunikan utama The Hive terletak pada sensor yang ditanamkan di sarang lebah hidup yang terletak di Kew Gardens, London, dan terhubung secara real-time ke paviliun melalui jaringan data. Getaran, suhu, dan aktivitas koloni lebah tersebut diterjemahkan menjadi pola cahaya dan suara di dalam struktur, menciptakan suasana yang dinamis dan imersif.

Kombinasi cahaya LED berkedip, bunyi dengungan, dan ruang arsitektural terbuka menjadikan pengalaman berada di dalam The Hive terasa seperti berada di tengah ekosistem lebah. Instalasi ini menciptakan narasi mendalam tentang ketergantungan manusia terhadap penyerbukan alami serta urgensi menjaga populasi lebah dari ancaman modern.

Setelah Expo 2015 berakhir, paviliun ini tidak dibongkar sepenuhnya, tetapi justru dipindahkan dan didirikan ulang secara permanen di Kew Gardens, salah satu taman botani paling berpengaruh di dunia. Sejak tahun 2016, The Hive menjadi instalasi edukatif dan seni yang aktif digunakan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai peran penting lebah dalam sistem pangan dan biodiversitas.

The Hive bukan hanya karya arsitektur, tetapi juga simbol keterhubungan antara manusia dan alam melalui teknologi. Dengan pendekatan transdisipliner yang melibatkan sains, seni, dan lingkungan, Wolfgang Buttress telah menciptakan ruang yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga bermakna dalam mendidik dan menyentuh emosi publik terhadap urgensi pelestarian alam.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Content is protected!